Pontianak Kota Di Pinggiran Sungai Kapuas

instagram pontinesia

Sebagai Ibu Kota Provinsi yang dikelilingi perairan Kota Pontianak sejak pendiriannya dipotensikan sebagai kota pelabuhan yang identik dengan kota perdagangan dan jasa. Sungai Kapuas merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Pontianak dan Kabupaten-Kabupaten di sekitarnya.

Sebagai kota pelabuhan dan dikelilingi perairan sungai, Kota Pontianak ramai dilewati oleh berbagai jenis kapal yang mengangkut barang-barang kebutuhan hajat hidup orang banyak, sebut saja kapal tanker Pertamina, Kapal logistik pengangkut kebutuhan energi seperti gas, batu bara dan bauksit, dan kapal dagang yang mengangkut barang – barang kebutuhan pokok manusia seperti beras,gula pasir,minyak goreng, buah-buahan hasil pertanian dan sebagainya, dari zaman dahulu hingga sekarang, sungai kapuas menjadi jalur transportasi yang sangat penting di daerah Kalimantan Barat.

Sungai Kapuas juga menjadi tumpuan hidup masyarakat Kalimantan Barat, air sungai Kapuas menjadi andalan sebagian besar masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci, selain itu juga sungai Kapuas juga dimanfaatkan masyarakat  sebagai tempat budi daya tambak ikan air tawar seperti ikan mas, ikan nila, ikan paten dan ikan bawal. Satwa air di Sungai Kapuas seperti ikan air tawar dan berbagi jenis udang juga masih banyak terdapat dibeberapa bagian sungai dan menjadi tempat penduduk mengadu peruntungan dengan memancing di sungai kapuas.

Sungai Kapuas juga dijadikan sebagai sarana olahraga dan wisata air yang menjadi salah satu ciri khas kota Pontianak, setiap tahun sering diadakan lomba perahu atau sampan antar kelompok pendayung sampan, Sungai Kapuas juga dijadikan sarana latihan bagi atlet dayung di Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu Sungai Kapuas juga telah menjadi objek wisata air dengan menjamurnya kafe-kafe terapung di beberapa lokasi di pinggiran sungai Kapuas yang menawarkan keindahan dan suasana makan dan minum diatas kapal atau rumah makan terapung dengan latar belakang pemandangan kehidupan di sungai Kapuas.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak juga mengambil bahan baku air dari Sungai Penepat yang merupakan anak Sungai Kapuas sebelum diolah dan disalurkan kerumah-rumah pelanggan PDAM di Kota Pontianak, disaat musim kemarau dan rendahnya curah hujan maka saat air laut masuk menyebabkan air PDAM Kota Pontianak pun menjadi payau dan berwarna senada dengan sungai Kapuas yakni kuning kecoklatan.

Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.  Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Berdasarkan penelitian Karunia dan Djaja (2013) Kota berperan sebagai pusat aktivitas ekonomi suatu negara. Kota dapat dipandang sebagai mesin inovasi dan pertumbuhan perekomian modern. Pada umumnya pusat kota awalnya tumbuh didaerah pesisir karena efesiensi ekonomi dan keuntungan konsumsi.[1]

Menurut Venables (2009) ”Berdasarkan sejarahnya peningkatan efesiensi cenderung berdasar lokasi geografis; kota cenderung berlokasi dekat laut atau sungai sehingga mempermudah pengiriman barang dengan biaya yang rendah dan perusahaan yang berlokasi dekat sungai mendapat keuntungan karena bisa memanfaatkan arus sungai sebagai sumber tenaga”.

Sebagai kota pelabuhan yang tumbuh menjadi kota perdagangan dan jasa pola pembangunan Kota  Pontianak mirip dengan kota –kota besar di Indonesia yang pembangunan dan pertumbuhan ekonominya berawal dari pengembangan kawasan pelabuhan di pinggir sungai seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.

Tentunya sebagai kota berkembang pembangunan ekonomi di Kota Pontianak dipengaruhi berbagai faktor sosial ekonomi seperti jumlah penduduk, letak geografis, tingkat pendidikan dan kesehatan yang memiliki karakteristik tersendiri, apalagi jika mengingat Kota Pontianak adalah kota yang dikelilingi sungai dan parit maka keberadaan sungai dan parit tersebut tentunya akan mempengaruhi konsep dan tata ruang rencana pembangunan di Kota Pontianak, karena bagaimanapun manusia akan selalu berusaha beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Secara umum program pembangunan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi pengangguran dan kemiskinan serta menjaga stabilitas ekonomi melalui stabilitas harga pada barang kebutuhan pokok agar terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan wilayah bertujuan untuk meningkatkan daya saing wilayah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan antar wilayah, serta memajukan kehidupan masyarakat. Pembangunan wilayah yang strategis dan berkualitas menjadi harapan setiap daerah.

Pembangunan wilayah Kalimantan Barat menuntut perubahan sikap mental manusia yang selain merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembangunan juga merupakan salah satu tujuan utama pembangunan itu sendiri.

Semua elemen masyarakat berperan serta dalam membangun karakter bangsa, di antaranya melalui media massa, pada akademisi, tokoh adat,dan melalui peran organisasi kepemudaan.  Proses penanaman karakter yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah meliputi pengembangan bentuk pembelajaran substantif yang materinya terkait langsung dengan nilai, serta melalui pendidikan keagamaan.

Peran lembaga adat juga dapat memberikan pemahaman tentang kearifan lokal yang memiliki nilai positif untuk pembangunan. Sebagai kota berkembang yang berawal dari kampung pemukiman penduduk di pinggiran Sungai Kapuas, Kota Pontianak memiliki karakteristik kota yang dikelilingi perairan dengan gertak atau jembatan sebagai penghubung jalan dibeberapa kawasan.

Sebagai pusat konsentrasi penduduk beserta berbagai kegiatannya (ekonomi, sosial politik dan administrasi pemerintah. Kegiatan ekonomi yang meliputi perdagangan, industri,kontruksi dan jasa perbankan dan keuangan tersebar hampir di semua Kecamatan yang ada di Kota Pontianak dengan dibangunnya pasar-pasar inpres oleh Pemerintah sebagai pusat kegiatan masyarakat. 

Ada beberapa pasar dikenal sebagai pusat ekonomi yang menjadi barometer harga dan kesediaan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat seperti Pasar Flamboyan di Jalan Pahlawan, Pasar Mawar atau Pasar Central di Jalan HOS Cokroaminoto, Pasar Dahlia di kawasan Sungai Jawi dan Pasar Puring di Jalan Gusti Situt Mahmud Siantan, dan Pasar Kapuas Besar merupakan pusat perdagangan yang menjadi pendorong pembangunan dan peningkatan kegiatan ekonomi di Jalan-jalan sekitar pasar.

Dapat kita ambil contoh Pasar Flamboyan yang di Jalan Pahlawan yang keberadaannya meningkatkan aktivitas ekonomi di dua jalan sekitarnya yakni Jalan Gajahmada yang menjadi pusat kuliner warung kopi dan industri jasa perhotelan serta perbankan serta Jalan Tanjungpura yang menjadi pusat pertokoan.

Kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pengembangan wilayah memiliki potensi dan kemampuan menyebarkan hasil-hasil pembangunan ke luar wilayah, dan juga penarik modal dan investasi dari luar kota Pontianak sekaligus menarik minat orang untuk dari daerah lain untuk mencoba peruntungan nasib dan masa depannya di Kota Pontianak.

Sumber :

[1] Venables dalam Karunia dan Djaja (2013) Peran Pelabuhan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota di Indonesia

[1] Unsur-unsur fundamental dalam pembangunan Regional ( Wilayah) oleh Adisasmita (2014,hal 41)


Leave a Reply