Legenda Persaudaraan Abadi Orang Dayak dan Orang Melayu Sambas

Cerita rakyat tentang asal mula nama daerah Sambas, dalam kajian folklore disebut legenda yakni prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi. Berlainan dengan mite, legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia yang nyata. Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh orangorang penuturnya. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Salah satu bentuk legenda adalah legenda yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat. Legenda tentang nama suatu tempat juga sering disebut sejarah kolektif atau folk history suatu tempat

Sambas merupakan salah satu Kabupaten di Utara Provinsi Kalimantan Barat yang asal usul sukunya berdasarkan cerita rakyat tentang persaudaraan abadi antara orang melayu dan orang dayak. Kisah ini berawal dari Kerajaan Kebenaran, suatu kerajaan jin atau makhluk halus di wilayah Paloh. Ada dua orang sahabat yang bernama Syamsudin dan Saribas. Syamsudin adalah seorang pemuda Melayu dan Saribas merupakan seorang pemuda Dayak. Dalam kisah itu, Syamsudin berkenalan dengan seorang gadis cantik yang ternyata berasal dari Kerajaan Kebenaran, mereka berdua saling jatuh cinta dan akhirnya menikah. Sebagai konsekuensi menikah dengan makhluk halus, badan Syamsudin menjadi tidak dapat kelihatan lagi atau berubah dimensi memasuki ‘alam jin’. Pada satu sisi, Syamsudin tetap tidak dapat melupakan sahabatnya, Saribas. Kemana pun Saribas pergi selalu diikuti oleh Syamsudin. Suatu saat Saribas dan Syamsudin sampai di Muare Ulakan dan mereka bersumpah untuk menjalin persaudaraan abadi antara orang Melayu dan Dayak, tidak akan pernah ada permusuhan antara orang Melayu dan Dayak.

Ikatan perjanjian keduanya ditandai dengan menjatuhkan sebongkah batu yang berasal dari Gunung Sibatu tepat di tengah pusaran air Muare Ulakan yang diiringi ikrar bahwa jika batu tersebut timbul di permukaan air maka orang Dayak baru akan berani melawan orang Melayu. Untuk mengenang sumpah suci persaudaraan abadi antara orang Melayu dan Dayak, daerah tersebut dinamakan Sambas, gabungan dari nama Syamsudin dan Saribas. Di tempat inilah kemudian berdiri Kerajaan Sambas dan pada akhirnya daerah ini menjadi bagian dari kompleks perkantoran pemerintah daerah Kabupaten Sambas.

Sumber ;

  • Purwana, Bambag Hendarta Suta.2018. Toponimi Sambas: Legenda Persaudaraan Abadi Orang Dayak Dengan Orang Melayu Sambas. Balai Pelestarian Nilai Budaya Istimewa Yogyakarta.
  • Borneo, 2019. Monumen Dayak Melayu.

Leave a Reply