Kisah Santo Yosep Gereja Katedral Terbesar di Kalbar dan Termegah Asia Tenggara

interior Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak

Gereja Katedral Santo Yoseph yang telah berdiri sejak 9 Desember 1909 merupakan gereja tertua di Paroki Keuskupan Agung Pontianak. Tidak bisa dipungkiri, bangunan gereja yang sudah berumur lebih dari 100 tahun ini sudah tidak lagi cukup untuk menampung jumlah umat Katolik yang semakin bertambah di Pontianak. Hal ini terlihat jelas pada setiap misa hari Minggu yang walaupun sudah dilakukan sebanyak 4 kali, sejumlah umat yang hadir tidak tertampung lagi dan harus rela berdiri untuk dapat mengikuti misa.

Menanggapi kondisi tersebut maka diputuskan untuk membangun kembali gereja ini agar di masa yang akan datang dapat menampung lebih banyak umat. Bukan sekedar pemugaran, pihak pengurus gereja berencana mengganti dengan bangunan yang benar-benar dengan pertimbangan bahwa gereja ini telah dipugar selama 3 kali sejak berdiri dan tidak membuahkan hasil yang berarti.

Dinding kayu yang sudah tua dan lapuk merupakan salah satu pertimbangan untuk dilakukan pembangunan ulang. Akhirnya pada tahun 2011, bangunan gereja mulai dirobohkan.Ketua pembangunan gereja, Ny. Federika Cornelis mengaku pada awalnya panitia mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk membangun gereja.[1] Namun seiring berjalannya waktu sumbangan pun semakin banyak mengalir dari berbagai pihak.

Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak adalah Gereja umat Katholik Terbesar yang ada di Kalimantan Barat, Gereja yang memiliki kapasitas sekitar 10.000 orang ini menghabiskan dana Rp 78,9 milyar.

 Gubernur Kalimantan Barat periode 2008 sampai dengan 2018,  Cornelis mengungkapkan bahwa Gereja ini merupakan Gereja Katedral yang termegah di Asia Tenggara.[2]

Bangunan gereja dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja. Model gereja mengacu arsitektur klasik “Corinten” yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan diatasnya ada kubah kecil lagi yang disebut “Rotunda”. Konstuksi kubah utama menggunakan space frame atau rangka ruang merupakan konstruksi yang terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan untuk bangunan gereja.

 Bangunan yang mengambil gaya gothic dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4 diharapkan bisa sedikit menyerupai kemegahan Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak terutama kalangan gereja.

Ketika memasuki Gereja ini kita akan disuguhkan dengan tiang tiang yang tinggi juga lukisan kaca orang-orang kudus seperti Gereja-gereja di Eropa. Mayoritas gaya arsitektur yang diterapkan dalam pembangunan ini adalah Arsitektur gaya Eropa. Namun sekali lagi motif ornamen ethnic dayak turut besar mempermegah interior dari gereja tersebut.

Adanya ornamen Dayak di setiap dinding dan belakang altar yang ornamen tersebut berwarna keemasan sangat menambah keunikan gereja tradisional ala Eropa ini. Juga terdapat balkon megah di lantai 2 dengan penempatan unik yang bisa langsung menghadap ke altar yang tinggi. Gereja besar yang memiliki parker basement ini menjadi salah satu ikon wisata religi bagi umat Katholik di Kota Pontianak.


[1] Silverius Irwan dalam Gereja Katedral Santo Yoseph, Gereja Tertua di Keuskupan Agung Pontianak dalam Pontinesia.com Juni 2014

[2] Marta dalam Kompasiana 19 Januari 2016, Gereja Katedral Termegah Se-Asia Tenggara, Ada di Indonesia!

Leave a Reply