Menelusuri Jalan Di Dataran Rendah Pontianak

Jalan Diponogoro Pontianak Jalan Diponogoro Pontianak Sumber : Pontianak Post

Sebagai kota di dataran rendah yang dikelilingi parit dan sungai, jalan-jalan di Kota Pontianak umumnya datar, kalaupun ditemui tanjakan biasanya saat akan melewati Jembatan atau gertak yang menghubungkan parit atau sungai.

Beberapa jembatan atau gertak dibeberapa kelurahan di Kota Pontianak memang dibuat agak tinggi dan melengkung, konon jembatan yang dibuat agak tinggi agar sampan atau perahu bisa melintas melewati air sungai atau parit dibawah jembatan. Jembatan yang dibuat agak tinggi dapat kita temui di daerah Sungai Jawi, Jalan Komyos Sudarso arah ke Jeruju, dan Jalan Parit Pangeran di Siantan.

Dengan kontur jalan yang datar,lurus dan minim tikungan Kota Pontianak sebenarnya cukup nyaman dilewati berbagai jenis kendaraan.

Jalan –jalan utama Kota Pontianak umumnya sudah lebar dan beraspal sedangkan gang-gang di Kota Pontianak mayoritas berlantai semen.

Nama –nama jalan di Kota Pontianak sebagaimana Kota di Indonesia diberi nama Jalan Pahlawan Nasional maupun Pahlawan Daerah yang pernah berjasa dalam sejarah perjuangan Bangsa, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sucipto dan Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponogoro dan Jalan Letjen Soeprapto yang merupakan pahlawan nasional. Sedangkan pahlawan lokal asal Kalimantan Barat juga mendapat kehormatan diabadikan sebagai nama jalan antara lain Jalan Gusti Sulung Lelanang, Jalan Gusti Hamzah, Jalan Gusti Situt Machmud, Jalan Ali Anyang dan Jalan Pangeran Nata  Kusuma.

Namun ada nama jalan yang menurut penulis cukup unik karena menghubungkan dua jalan yang berhadapan dan diberi nama yang menyatukan jalan tersebut seperti di persimpangan lampu merah turunan Jembatan Kapuas I diberi nama Jalan Pahlawan dan lurusan jalan tersebut di depan Gedung Korpri diberi nama Jalan Veteran, dan bila disambung dapat kita sebut Jalan Pahlawan Veteran.

          Beberapa nama unik jalan-jalan di Pontianak  juga dapat ditemui didaerah Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang dulu dikenal dengan Jalan Penjara, disekitarnya diberi nama kayu –kayu hutan asal Kalimantan,seakan-akan disekitar jalan tersebut dipenuhi hutan kayu, sebut saja   Jalan Cendana, Jalan Cemara, Jalan Meranti dan Jalan Beringin.

          Selain nama jalan, nama gang di beberapa Kelurahan Kota Pontianak memiliki ciri khas yang unik salah satunya di daerah Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat akan kita temui gang yang penuh dengan nama ikan –ikan di sungai Kapuas sebut saja Gang Seluang, Gang Nila, Gang Paten, Gang Baung, Gang Mujair dan Gang Toman didaerah tersebut juga dipenuhi dengan gang yang penuh bunga yakni Gang Anggrek, Gang Dahlia, Gang Kaca Piring, Gang Kembang Sepatu, Gang Bunga Matahari dan Gang Bougenvile yang menjadi tempat sanggar tari terkenal di Pontianak, yakni Sanggar Bougenvile.

          Nama Haji juga menjadi nama favorit beberapa gang di Kota Pontianak, pemberian nama Haji pada gang tersebut dimungkinkan tokoh yang bergelar haji tersebut adalah pemilik asal tanah atau orang yang pertama kali membuka lahan di gang tersebut sebut saja Gang Haji Mansyur, Gang Haji Sulaiman, Gang Haji Rais dan Gang Haji Yaser dapat kita temui terutama di daerah Kelurahan Saigon dan Parit Mayor.

Jalan Sungai  Raya Dalam atau terkenal dengan kawasan Amsterdam (Agak Masuk Sungai Raya Dalam) tidak jauh dengan kawasan Paris (Parit Haji Husein)  terletak di antara perbatasan Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, jalan ini termasuk daerah yang sangat berkembang dan maju dipenuhi perumahan padat penduduk  dan pertokoan serta memiliki akses jalan tembus ke berbagai kawasan di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.  Walaupun berada di satu kawasan, penduduk didaerah ini memiliki penguasa wilayah yang berbeda antar kawasan yang bersebrangan jalan,  dari arah  Jalan Ahmad Yani disebelah kanan masuk di wilayah administrasi Kelurahan Bangka Belitung Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara atau wilayah kekuasaan Walikota Pontianak sedangkan disisi sebelah kiri jalan masuk wilayah Desa Parit Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya atau wilayah kekuasaan Bupati Kubu Raya.           Kawasan jalan sungai raya dalam merupakan kawasan yang sangat hidup aktivitas ekonomi masyarakatnya, hal ini terlihat dari padatnya lalu lintas kendaraan yang lewat dari pagi sampai malam hari, komplek perdagangan, perumahan penduduk,perkantoran  dan jajanan kuliner juga sangat mudah ditemui ini yang menandakan bergeraknya roda  perekonomian masyarakat di kawasan ini

Sumber : Rahmat Gunawijaya dalam Buku Geliat Pembangunan Ekonomi Pontianak dari Waterfront City Menuju Smart City. 2017

Leave a Reply