Rahadi Oesman

makam pahlawan rahaid oesman di Ketapang
Rahadin Oesman

Rahadi Oesman adalah salah satu tokoh pejuang pada zaman revolusi kemerdekaan di Kalimantan Barat yang namanya diabadikan menjadi nama bandara di Kabupaten Ketapang dan juga salah satu nama jalan di Kota Pontianak. Lahir di Pontianak pada 1 Agustus 1920. Beliau merupakan putra dari pasangan Oesman dan Nyai Asiah

Pada masa kependudukan Belanda dan Jepang di Indonesia, Rahadi Oesman merupakan mahasiswa jurusan Farmasi Di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta.

Pada tahun 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Berita kemerdekaan ini baru sampai ke Ketapang beberapa bulan kemudian. Rahadi Oesman bersama beberapa pemuda lainnya segera membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Ketapang dan menyebarkan berita kemerdekaan ke seluruh pelosok Ketapang.

Mendengar Kalimantan Barat telah di kuasai oleh Belanda pasca kemerdekaan, Rahadi Oesman bertekad bulat untuk kembali ke Kalimantan Barat dan mempelopori perjuangan rakyat Ketapang dalam melawan Belanda.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Rahadi Oesman bersama bersama rombongannya berangkat dari pelabuhan Tegal, Jawa Tengah menuju Ketapang, Kalimantan Barat. Pada 30 November 1945 dengan di pimpin oleh Rahadi Oesman, rombongan tersebut telah tiba di sekitar Kampung Sungai Besar, Matan Hilir, Ketapang. Untuk menjalankan siasatnya, Rahadi Usman terlebih dahulu mempelajari situasi kedudukan Belanda di Kota Ketapang.

Rombongan yang di pimpin oleh Rahadi Oesman tersebut telah tiba di sekitar Kampung Sungai Besar, Matan Hilir, Ketapang dan di terima dengan baik oleh Kepala Kampung Sungai Besar, bernama Haji Abdul Rahim. Setelah mempelajari situasi di Kota Ketapang dan telah berkonsultasinya dengan pemuka kampung Sungai Besar, maka rencana penyerangan terhadap markas Belanda akan di laksanakan pada 6 Desember 1945. Akan tetapi, rencana penyerangan tersebut telah di ketahui terlebih dahulu oleh pihak Belanda dan menyerang markas rombongan Rahadi Oesman di Kampung Sungai Besar pada 5 Desember 1945.

Rahadi Oesman yang bertekad melawan Belanda, dengan semboyan “Merdeka” atau “Mati”, tidak menyianyiakan kesempatan tersebut. Ketika persembunyiannya hampir di dekati oleh Belanda, ia keluar dari celah- celah pepohonan. Dengan bersenjatakan sebilah parang, Rahadi Usman menyerang ketengah- tengah pasukan Belanda. Melihat Rahadi Oesman menyerang, Tamat kawan seperjuangannya juga mengikuti Rahadi Oesman dari belakang untuk menyerang Belanda. Hasilnya, penyerangan tersebut menewaskan seorang tentara Belanda dan beberapa di antaranya luka- luka. Di sebabkan karena perlengkapan Belanda lebih lengkap dan telah siap dalam pertempuran, Rahadi Oesman dan Tamat di berondoli peluru sepanan mesin oleh pasukan Belanda. Akibat dari tembakan- tembakan tersebut, Rahadi Usman gugur dengan tembakan peluru yang menembus dadanya serta tikaman sangkur Belanda, akhirnya Rahadi Oesman gugur di tempat.

Rahadi Oesman telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Ketapang. Beliau rela meninggalkan bangku kuliahnya demi mempertahankan kemerdekaan dan dimakamkan di Ketapang. Pengorbanan Rahadi Oesman untuk bangsa dan negara tidak sia-sia. Beliau diabadikan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI No. 106/TK/1967 tanggal 6 November 1967.

Sumber : Sejarah perjuangan Rakyat Kalimantan Barat 1908- 1950

Leave a Reply