

Arboretum Sylva adalah sebuah kawasan hutan di tengah kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka hijau. Arboretum ini menjadi tempat koleksi tumbuhan, termasuk spesies langka, serta berperan dalam edukasi, rekreasi, dan penelitian. Arboretum ini juga merupakan sarana penyelamatan plasma nutfah kekayaan hayati tumbuhan endemik Kalimantan Barat.
Sejarah pendirian Arboretum Sylva tidak terlepas dari kenginan para mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Untan saat itu. Bermula di tahun 1988, usai Konferensi Nasional Sylva Indonesia (KNSI) di Yogyakarta. Muncullah ide dari anggota Sylva Indonesia Pengurus Cabang Universitas Tanjungpura. Untuk membangun areal pelestarian plasma nutfah diareal kampus Universitas Tanjungura
Dua tahun berselang, keinginan tersebut baru terwujud pada masa kepengurusan Gusti Kamboja periode tahun 1988 sampai tahun 1990. Pada 11 Oktober 1989, pengurus Sylva Indonesia Universita Tanjungpura (UNTAN) saat itu membuat pengajuan dana untuk pekan penghijauan dan pembuatan arboretum. Tercatat juga dukungan dari Rektor Universita Tanjungpura saat itu Prof. Hadari Nawawi. Secara fisik pembangunan Arboretum Sylva UNTAN baru dimulai pada awal Oktober 1989. Pembersihan alang-alang dan semak belukar dilakukan oleh pengurus dan anggota Sylva Indonesia PC UNTAN dari angkatan 1984 sampai 1988. Pengukuran dilakukan oleh Gusti Kamboja, Adi Mulya, Budi Suriansyah, Gusti Hardiansyah, dan Fahrizal.
Pembangunan Arboretum Sylva UNTAN sempat tersendat karena kekurangan dana dan tidak adanya badan khusus yang menangani. Menyadari hal tersebut, pada 5 Maret 1990, Gusti Kamboja mengadakan Diskusi Informal Pembangunan Arboretum. Selanjutnya, pada 9 Maret 1990, Gusti Kamboja menunjuk Budi Suriansyah sebagai Ketua Pelaksanaan Pembangunan Arboretum.
Langkah awal yang dilakukan Budi Suriansyah adalah membentuk badan khusus yang diberi nama STAR (Staf Arboretum). Sebagian besar anggotanya adalah angkatan 1987.
Arboretum merupakan gabungan dua kata dari Bahasa Latin, yaitu arbo yang berarti tempat dan retum yang artinya pohon. Jadi arboretum merupakan tempat menanam pohon yang dibuat ditujukan sebagai sarana penelitian serta pendidikan, baik untuk tempat belajar, laboratorium dan praktik lapangan. Tanaman yang ada di arboretum merupakan pohon ataupun tanaman terpilih yang tumbuh dan berkembang sengaja untuk ditangkarkan.
Kawasan Arboretum Sylva Universitas Tanjungpura Pontianak (Kawasan Arboretum) merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi sebagai paru-paru kota dan memiliki daya tarik dikembangkan sebagai Edu Eco Forest. Arboretum Sylva yang merupakan Ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak menjadi potret kemewahan sebuah kota. Hampir 1000 spesies tumbuhan dikoleksi secara sengaja, ditanam dan dirawat selama lebih dari 30 tahun dalam kawasan seluas 3,48 hektar.
Saat ini, setidaknya ada tujuh program yang dijalankan yakni mulai perawatan tanaman, penanaman, eksplorasi, riset, pengayaan tumbuhan, juga perawatan drainase. Program ini, disiapkan agar keberadaan Arboretum benar-benar bisa berikan dampak positif. Baik bagi mahasiswa, lingkungan kampus, juga masyarakat secara umum. Arboretum yang merupakan miniatur hutan Kalimantan Barat dan sekaligus ruang terbuka hijau di pusat kota berperan sebagai sarana edukasi (pengembangan dan penelitian) serta sarana rekreasi dan pusat informasi kehutanan.
Arboretum Sylva UNTAN Park, terletak di Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, ini merupakan upaya melestarikan keindahan alam dan Kehijauannya. Arboretum Sylva UNTAN Park, yang dikelola oleh Universitas Tanjungpura (UNTAN), telah menarik perhatian dari berbagai kalangan dan jadi salah satu tempat terbaik untuk mengamati dan menikmati keanekaragaman tumbuhan dan pepohonan dari Kalimantan Barat
Sumber :
- Suarakalbar.com/arboretum-sylva-untan-park-surga-alam-untuk-lestarikan-kehijauan-dan-keanekaragaman-tumbuhan
- TribunPontianak.co.id dengan judul SEJARAH Lahirnya Arboretum Sylva Untan Pontianak,
- Fakultas Kehutanan Universiitas Tanjungpura